Skip to content

Desa Adat Padangtegal – Ubud

Menu
  • Welcome
  • About Padangtegal
    • About Us
    • History
    • Religion & Spiritual
    • Organization
    • Business
  • Photo Gallery
  • Contact Us
  • Ngusaba Desa & Ngusaba Nini
Menu

NYENUK

Posted on October 14, 2025October 14, 2025 by padang

Makna dan Laksana Upacara Nyenuk

Om Swastyastu,
Segala puji dan bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, semoga segala karya suci senantiasa disertai kerahayuan, kedamaian, serta keselamatan bagi jagat sekala lan niskala.

Makna dan Latar Upacara Nyenuk

Upacara Nyenuk merupakan salah satu tahapan penting dalam karya agung di Bali, seperti Padudusan Agung, Ngenteg Linggih, Nubung Padagingan, Ngusaba Desa, dan Ngusaba Nini.
Kata Nyenuk memiliki makna yang luhur, baik secara sekala maupun niskala.

Secara niskala, Nyenuk berarti menjenguk atau mengundang — yakni mengundang kehadiran para Dewa-Dewi dan Dewa Pitara (leluhur) agar berkenan hadir menyaksikan dan memberkati jalannya karya suci.
Dalam pelaksanaan upacara ini, hadir pula Sang Hyang Panca Dewata sebagai wujud kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa di segala penjuru arah:

  • Dari Timur, hadir “utusan” dari Sang Hyang Iswara berpakaian putih,
  • Dari Selatan, hadir “utusan” dari Sang Hyang Brahma berpakaian merah,
  • Dari Barat, hadir “utusan” dari Sang Hyang Mahadewa berpakaian kuning,
  • Dari Utara, hadir “utusan” dari Sang Hyang Wisnu berpakaian hitam, dan
  • Dari Tengah, hadir “utusan” dari Sang Hyang Siwa dengan warna Tri Datu, lambang keseimbangan alam semesta.

Masing-masing utusan membawa sarwa pala atau panca pala, yaitu hasil bumi yang melambangkan kemakmuran dan kesuburan jagat raya:

  1. Pala Bungkah (umbi-umbian),
  2. Pala Gantung (buah-buahan),
  3. Pala Rambat (tanaman menjalar),
  4. Pala Wija (biji-bijian), dan
  5. Pala Mula (akar-akaran).

Persembahan ini disertai pula dengan makanan suci dari berbagai sumber pangan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada alam semesta yang telah memberikan kehidupan.

Makna Filosofis dan Tuntunan Hidup

Secara filosofis, Nyenuk juga dimaknai sebagai menambahkan atau berderma.
Artinya, setelah seseorang belajar, memahami, dan menghayati ajaran dharma, maka sudah selayaknya ilmu dan kebijaksanaan itu disebarkan kepada masyarakat luas, disumbangkan kepada sesama umat sedharma, agar semakin tumbuh kecerdasan rohani dan rasa hormat terhadap sesama makhluk dan alam lingkungan.
Inilah wujud nyata dari ajaran suci “Paropakara punyaya, papaya parapidanam”, bahwa berbuat untuk kebahagiaan makhluk lain adalah kebajikan utama.

Tujuan Upacara

Upacara Nyenuk dilaksanakan dengan tujuan:

  • Memohon kehadiran para Dewa dan Pitara (leluhur) agar berkenan menyertai karya suci,
  • Menyucikan segala unsur sekala dan niskala,
  • Menyambung kembali tali suci antara umat dengan alam kedewataan,
  • Serta meneguhkan semangat bakti, dana, lan dharma dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui upacara ini, umat diingatkan untuk selalu berbagi pengetahuan, tenaga, dan kasih, sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta rasa syukur atas karunia hidup yang diberikan-Nya.

Penutup

Demikianlah makna luhur Upacara Nyenuk, yang tidak hanya menjadi bagian dari rangkaian karya agung, tetapi juga menjadi sarana penyucian diri dan penyatuan bhakti umat kepada Sang Pencipta.
Semoga dengan melaksanakan upacara ini dengan tulus ikhlas, tercapailah kerahayuan jagat, keseimbangan antara sekala lan niskala, serta kebahagiaan lahir dan batin bagi seluruh umat.

Om Shanti Shanti Shanti Om


The Meaning and Practice of the Nyenuk Ceremony

Om Swastyastu,
All praise and devotion are offered to Ida Sang Hyang Widhi Wasa, the Almighty God. May every sacred ceremony be blessed with harmony, peace, and safety throughout the realms of sekala (the seen world) and niskala (the unseen world).

The Meaning and Background of the Nyenuk Ceremony

The Nyenuk Ceremony is one of the essential stages in a Karya Agung (great sacred ceremony) in Bali, such as Padudusan Agung, Ngenteg Linggih, Nubung Padagingan, Ngusaba Desa, and Ngusaba Nini.
The word Nyenuk carries profound meaning, both in its sekala (physical) and niskala (spiritual) aspects.

In the spiritual sense (niskala), Nyenuk means to visit or to invite — it signifies the act of inviting the divine presence of the Deities (Dewa-Dewi) and the Ancestors (Dewa Pitara) to witness and bless the sacred ceremony.
During this ritual, the Sang Hyang Panca Dewata — the five manifestations of Ida Sang Hyang Widhi Wasa who preside over the directions of the universe — are symbolically invited to attend:

  • From the East, the messenger of Sang Hyang Iswara, dressed in white,
  • From the South, the messenger of Sang Hyang Brahma, dressed in red,
  • From the West, the messenger of Sang Hyang Mahadewa, dressed in yellow,
  • From the North, the messenger of Sang Hyang Wisnu, dressed in black, and
  • From the Center, the messenger of Sang Hyang Siwa, adorned in the sacred colors of Tri Datu — red, white, and black — symbolizing universal balance.

Each divine messenger brings offerings known as sarwa pala or panca pala, representing the abundance and fertility of the earth:

  1. Pala Bungkah – tubers and root crops,
  2. Pala Gantung – fruits,
  3. Pala Rambat – climbing or creeping plants,
  4. Pala Wija – grains and seeds, and
  5. Pala Mula – roots and herbal plants.

These offerings are accompanied by sacred foods from various sources, expressing gratitude to nature for the sustenance and life it provides.

Philosophical Meaning and Life Guidance

Philosophically, Nyenuk also means to add or to give.
It teaches that after one studies, understands, and contemplates the teachings of Dharma, one should share that wisdom and virtue with the community — to contribute knowledge, compassion, and service for the betterment of others.
Through such acts, spiritual intelligence and respect for all living beings and nature will flourish.

This embodies the sacred teaching:
“Paropakara punyaya, papaya parapidanam” — to bring happiness to others is the highest virtue.

Purpose of the Ceremony

The Nyenuk Ceremony is performed with the following intentions:

  • To invite the presence of Deities and Ancestors to bless and accompany the sacred work,
  • To purify all elements of both sekala and niskala,
  • To reconnect the spiritual bond between humans and the divine realm, and
  • To strengthen the spirit of devotion (bhakti), charity (dana), and righteous action (dharma) in daily life.

Through this ceremony, devotees are reminded to always share knowledge, energy, and love as an expression of devotion to Ida Sang Hyang Widhi Wasa, and as gratitude for the divine gift of life.

Closing

Thus is the sacred meaning of the Nyenuk Ceremony, which is not merely a part of the great ceremonial sequence, but also serves as a means of self-purification and spiritual unity between devotees and the Divine.
May this ceremony, when performed with sincere devotion, bring universal harmony (kerahayuan jagat), balance between sekala and niskala, and true happiness in both body and soul for all beings.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Recent Posts

  • NYENUK
  • Upacara Bangun Ayu & Mekebat Daun
  • Ilen-ilen
  • Adining Karya Ngusaba Desa & Ngusaba Nini
  • NEDUNANG IDA BHATARA HYANG GURU

Archives

  • October 2025
  • September 2025

Categories

  • Ceremony
  • Community
  • News