Padangtegal, 6 Oktober 2025
Adining Karya Padudusan Agung, Nubung Padagingan, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa & Ngusaba Nini 2025
Pada tahun 2025, Desa Adat Padangtegal, Ubud melaksanakan rangkaian karya agung berupa Padudusan Agung, Nubung Padagingan, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, dan Ngusaba Nini sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur. Upacara ini menjadi momentum penyucian, pemulihan energi suci, serta pengikat kebersamaan krama desa.
Jadwal dan Rangkaian Acara
Hari Puncak Karya, 6 Oktober 2025:
- 07.00 WITA – Tedun ke Panggungan
Simbol turunnya pratima dan sarana suci dari pelinggih menuju panggungan untuk menyaksikan prosesi karya. - 08.00 WITA – Katuran Ayaban
Persembahan suci (ayaban) dilaksanakan di tiga dugul utama: Padangtegal, Mua, dan Semujan sebagai tanda pemuliaan pura-pura kahyangan desa. - 10.00 WITA – Upacara Adining Karya
Puncak yadnya: Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Nubung Padagingan, serta Ngusaba. Pada tahap ini, dilakukan penyucian pelinggih, peneguhan kembali kedudukan suci, dan pemuliaan roh leluhur. - 11.00 WITA – Mapaselang, Majejiwan, Angindang
Prosesi lanjutan berupa penyelarasan energi, penguatan simbolis hubungan antara parhyangan (Tuhan), pawongan (manusia), dan palemahan (alam). - 15.00 WITA – Mamasar, Usaba Desa & Usaba Nini
Ritual kolektif seluruh krama desa untuk memohon kemakmuran, keselamatan, dan keberkahan leluhur, terutama dalam peran “nini” (simbol kesuburan dan kesejahteraan). - 18.00 WITA – Macaru Usaba & Ngaturang Ayaban Pangusaban
Persembahan pamungkas berupa caru sebagai penyelarasan alam (nyomia bhuta kala) dan ayaban pangusaban sebagai tanda penyempurna karya.
Makna Karya
- Padudusan Agung – pembersihan agung, menyucikan pura, pratima, dan jagat.
- Nubung Padagingan – memuliakan inti kekuatan suci leluhur.
- Ngenteg Linggih – meneguhkan kembali kedudukan pelinggih.
- Ngusaba Desa – doa bersama seluruh warga desa untuk keselamatan bersama.
- Ngusaba Nini – penghormatan pada simbol kesuburan, sumber pangan, dan leluhur perempuan.
Kesimpulan
Karya suci tahun 2025 di Desa Adat Padangtegal adalah manifestasi nyata filosofi Tri Hita Karana: menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam, juga meneguhkan identitas spiritual dan kebersamaan krama desa.